RPL
BIMBINGAN DAN KONSELING
Kurikulum
2013
SMP
NEGERI 1 DRIYOREJO
I.
IDENTITAS
A.
Satuan Pendidikan : SMPN 1 Driyorejo
B.
Tahun Ajaran : 2014-2015, Semester I
C.
Sasaran Pelayanan : Semua Kelas VIII
D.
Pelaksana : Eni Rusdiana
E.
Pihak Terkait : Siswa dan Orang Tua
II.
WAKTU
DAN TEMPAT
A.
Tanggal :
September 2014
B.
Jam Pelajaran/Pelayanan : Sesuai Jadwal
C.
Volume Waktu : 1 Jp (40 Menit)
D.
Spesifikasi Tempat Belajar : VIII (C,D,E.F,G,H)
III.
MATERI
PEMBELAJARAN
A.
Tema/ Subtema : 1. Tema : Mencapai Pola Hubungan yang
Baik dengan Teman Sebaya
Dalam perannya sebagai Pria
Dan Wanita
2. Subtema :
Pergaulan yang Baik
B.
Sumber Materi :
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Pengalaman Pribadi
3. Kondisi lingkungan siswa dan keluarga
IV.
TUJUAN
DAN ARAH PENGEMBANGAN
A.
Pengembangan KES
1.
Agar siswa memahami tentang pergaulan
yang baik
2.
Memahami dan mengenal suasana belajar/pembelajaran
di SMP/SLTP dan mengikutinya sebagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
dengan sebaik-baiknya untuk dapat menerapkan secara optimal
3.
Dapat menyampaikan kepada orang tua tentang
pergaulan yang baik
B.
Penanganan KES-T
Untuk menghindari/menghilangkan dan
mencegah kebiasaan yang tidak baik untuk meningkatkan pergaulan yang baik
I.
METODE
DAN TEKNIK
A.
Jenis Layanan : Layanan Informasi
B.
Kegiatan Pendukung :
Lembar Kerja Siswa (LKS)
II.
SARANA
A.
Media :
Jadwal pelajaran siswa SMP kelas VIII semester I
B.
Perlengkapan : Buku LKS
III.
SASARAN
PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Diperolehnya hal-hal
baru oleh siswa terkait KES (Kehidupan Efektif Sehari-hari) dengan unsur-unsur
AKURS (Acuan, Kompetensi, Usaha, Rasa, Sungguh-Sungguh).
A.
KES
1.
Acuan
(A) : Adanya keinginan untuk melakukan pergaulan yang
baik
2.
Kompetensi
(K) : Apa yang perlu dilakukan
siswa agar mampu
Memahami pergaulan yang baik untuk dirinya
Sendiri dan lingkungan sekitarnya.
3.
Usaha
(U) :
Kegiatan siswa untuk memanfaatkan dan
Menyampaikan kepada orang tua tentang sikap dan
Pergaulan yang baik
4.
Rasa
(R) : Bagaiamana siswa
merasa setelah mengetahui dan
Memahami
tentang adanya perubahan dalam
Pergaulan yang baik serta perlunya
menyampaikan hal itu kepada orang tua
5.
Sungguh-Sungguh
(S) : Kesungguhan siswa untuk
menyampaikan kepada
orang tua tentang adanya pergaulan yang baik
B.
KES-T
Menghindarkan dan mencegah ketidak tahuan siswa menyampaikan
kepada orang tua tentang adanya pemahaman pergaulan yang baik yang mempengaruhi
kehidupan individu.
C.
Ridho Tuhan,Bersyukur, Ikhlas, dan Tabah
Memohon ridho Tuhan Yang Maha Esa untuk suksesnya para siswa
dalam mengenal tentang pergaulan yang baik
IV.
LANGKAH
KEGIATAN
A.
LANGKAH PENGANTARAN
1.
Mengucapkan salam dan mengajak siswa
berdoa
2.
Mengecek kehadiran siswa, dan mengajak
mereka untuk berempati kepada yang tidak hadir
3.
Mengajak siswa untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan perhatian, semangat dan penampilan dengan melakukan
kegiatan berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggungjawab (BMB3)
berkenaan dengan materi pembelajaran yang akan di bahas.
4.
Menyampaikan arah materi pokok
pembelajaran, yaitu dengan judul mencapai pola hubungan yang baik dengan teman
sebaya dalam perannya sebagai pria dn wanita.
5.
Menyampaikan tujuan pembahasan yaitu
dipahaminya oleh siswa tentang adanya mencapai pola hubungan yang baik dengan
teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita. Apa itu pergaulan yang
baik?
B.
LANGKAH PENJAJAKAN
1.
Menanyakan kepada siswa
siapa yang sudah tahu tentang pergaulan yang baik.
2.
Meminta respon siswa tentang pergaulan yang baik, Bagaimana cara meningkatkan pergaulan yang baik ?
3.
Meminta siswa mengemukakan pengaruh tentang
pergaulan yang baik.
4.
Memberikan ulasan
umum dan penegasan-penegasan berkenaan dengan masukan /respon/pengalaman siswa
untuk no.1,2,dan 3 diatas.
C.
LANGKAH PENAFSIRAN
1.
Pembahasan
tentang makna pergaulan yang baik.
2.
Siswa di beri kesempatan untuk merespon
dan menanyakan pengaruh pergaulan yang baik
3.
Apakah manfaat
pergaulan yang baik
D.
LANGKAH PEMBINAAN
1.
Apa, bagaimana
dan kapan siswa meningkatkan pergaulan yang baik.
2.
Siswa di minta untuk melihat dan merasa
apakah kondisi pribadi setiap orang tidak pernah lepas dari
pergaulan yang baik.
3.
Pergaulan yang baik mempengaruhi kehidupan individu dapat
merubah siswa menjadi pribadi yang lebih baik.
4.
Dengan pergaulan yang baik dapat melakukan hal-hal yang
positif untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.
5.
Apa yang perlu di sampaikan siswa kepada
orang tua bahwa pergaulan yang baik serta melaksankan kegiatan
secara tanggungjawab dan disiplin.
E.
LANGKAH PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Hasil
Di
akhir proses pembelajaran siswa diminta untuk merefleksikan (secara
lisan dan atau tertulis) apa yang mereka peroleh dengan pola BMB3 dalam unsur –
unsur AKURS:
a.
Berfikir : Apa yang mereka pikirkan tentang adanya dan
kegunaan pergaulan yang baik (unsur A).
b.
Merasa : Apa yang mereka rasakan jika melakukan pergaulan yang baik (unsur R).
c.
Bersikap : Bagaimana
mereka bersikap dan akan melakukan apa yang telah siswa dapatkan selama siswa
mampu mengendalikan pergaulan yang baik (unsur K dan
U).
d.
Bertindak : Bagaimana siswa dapat merubah diri dan mengendalikan diri sesuai dengan kondisi pergaulan yang
baik (unsur
K dan U).
e.
Bertanggung jawab : Bagaimana mereka bersungguh – sungguh untuk melakukan pergaulan yang baik ( unsur S ).
2.
Penilaian
Proses
Melalui
pengamatan di lakukan penilaian proses pembelajaran tentang pergaulan yang baik serta memperoleh gambaran aktifitas siswa dan efektifitas pembelajaran dalam meningkatkan pergaulan yang baik.
3.
LAPELPROG
dan Tindak Lanjut
Setelah
kegiatan pembelajaran atau pelayanan selesai
disusun Laporan pelaksanaan program Layanan (LAPELPROG) yang
memuat data penilaian hasil dan proses, dengan
disertai arah tindak lanjutnya.
Driyorejo, Oktober 2014
Mahasiswa
Eni Rusdiana
NIM 115000077
“Mencapai Hubungan Yang Baik Dengan Teman Sebaya Dalam
Peranannya Sebagai Pria Dan Wanita:
3. Memantapkan Pola Hubungan dan Peran Sebagai Pria dan
Wanita
3.1. Menjalankan Peran Pribadi dalam Kelompok Sebaya
Bagi sebagian besar remaja,
popularitas berarti memiliki banyak teman, dan setiap remaja ingin mendapat
popularitas. Remaja biasanya berfikir, “Apa yang dapat saya lakukan untuk
membuat semua anak di sekolah saya menyukai saya? Bagaimana caranya agar saya
bisa populer di kalangan laki-laki dan perempuan? Apa yang salah pada diri
saya? Pasti ada sesuatu yang salah seharusnya saya bisa lebih populer.” Kita
semua merasa ingin dipilih, diperhatikan, dilihat dan dihargai. Dalam dinamika
kelompok, anak yang paling banyak dipilih biasanya bertambah sering dipilih.
Pada beberapa kasus, terkadang remaja berusaha keras untuk dipilih atau menjadi
populer. Orang juga berusaha untuk menjaga anaknya agar terhindar dari
penolakan dan meningkatkan usaha agar anak bisa menjadi populer.
Remaja memiliki nilai tersendiri
dalam menerima atau menolak seseorang untuk masuk menjadi anggota kelompok.
Nilai tersebut biasanya berbeda karena dibuat oleh kelompok sebaya sendiri.
Namun, ada sifat atau pola perilaku yang disenangi remaja tapi ada juga yang
membuat remaja dijauhkan dari teman sebayanya. Remaja cenderung memilih teman
yang memiliki kesamaan minat dan nilai-nilai, yang dapat mengerti dan
membuatnya merasa aman, yang kepadanya ia dapat mempercayakan masalah-masalah,
dan yang dapat membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orangtua
atau guru.
Strategi yang tepat mencari dan disenangi teman
John W. Santrock dalam buku
psikologi perkembangan menyebutkan beberapa strategi yang dianggap tepat untuk
mencari dan disenangi teman, adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan interaksi
Mempelajari teman untuk membangun interaksi, menentukan
orang yang baik untuk dijadikan teman, selanjutnya memulai perkenalan langsung
yang diawali dengan perkenalan diri.
2. Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian..
Kesan pertama adalah hal yang paling penting dalam
berinteraksi, yang meliputi penampilan yang menarik, sikap yang sopan, tenang
dan gembira.
3. Tingkah laku proporsional
Yaitu tingkah laku yang dianggap baik oleh sebagian besar
orang seperti jujur, dapat dipercaya, menjaga janji, murah hati, mau berbagi,
menolong, dan bekerja sama.
4. Menghargai diri sendiri dan orang lain
Yaitu orang yang memiliki sikap dan kepribadian yang
positif dengan menjadi diri sendiri seperti mau menghargai orang lain,
mendengarkan orang lain, terbuka pada orang lain, ramah, lucu, menjaga reputasi
diri, bersih rapi lebih disukai oleh orang lain.
5. Menyediakan dukungan sosial
Aktifitas yang menunjukkan kepedulian seperti memberi
pertolongan, nasehat, pujian, motivasi, melakukan kegiatan bersama seperti
belajar, bermain, dll.
3.2. Perkembangan Sosial pada Teman Sebaya Remaja
Teman sebaya ialah anak-anak atau remaja yang memiliki
usia tingkat kematangan yang kurang lebih sama yang saling berinteraksi dengan
kawan-kawan sebaya yang berusia sama dan memiliki peran yang unik dalam budaya
atau kebiasaannya.
Sifat yang khas pada
kelompok anak sebelum masa remaja adalah bahwa kelompok tadi terdiri dari jenis
kelompok yang sama. Persamaan kelamin yang sama ini dapat membantu timbulnya
identitas jenis kelamin dan juga berhubungan dengan perasaan identifikasi untuk
mempersiapkan pengalaman identitasnya. Sedangkan pada masa remaja ini, anak
sudah mulai berani untuk melakukan kegiatan dengan lawan jenisnya dalam
berbagai kegiatan.
Seorang remaja cenderung
memiliki keanggotaan yang lebih luas. Dengan kata lain, tetangga atau
teman-temannya seringkali menjadi anggota kelompoknya. Biasanya kelompoknya
lebih hiterogen daripada berkelompok dengan teman sebayanya. Misalnya, kelompok
teman sebaya pada masa remaja cenderung memiliki suatu campuran
individu-individu dari berbagai kelompok. Interaksi yang semakin intens
menyebabkan kelompok bertambah kohesif. Dalam kelompok dengan kohesif yang kuat
maka akan berkembanglah iklim dan norma-norma tertentu. Namun, hal ini berbahaya
bagi pembentukan identitas dirinya. Karena pada masa ini, dia lebih
mementingkan perannya sebagai anggota kelompok daripada pola pribadinya. Tetapi
terkadang adanya paksaan dari norma kelompok membuatnya sulit untuk membentuk
keyakinan diri.
Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
Remaja adalah tingkat
perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa, pada jenjang
ini kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan
pergaulan remaja telah cukup luas.
Dalam penyesuaian diri
terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai
norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam
keluarganya, remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan
berbagai umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan
kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orangtua.
Pada masa remaja, anak
mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama
teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena di
samping harus memperhatikan norma pergaulan, sesama remaja juga terselip
pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih pasangan hidup. Kehidupan
sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional.
Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertutup sehubungan dengan
masalah yang dialaminya.
Peran Pribadi sebagai Pria atau Wanita dalam Kelompok
Sebaya
Sejak dilahirkan anak akan
selalu berkembang menuju perkembangan jenisnya. Sejak dimulai masa pubertas
perkembangan peran antara remaja putra dan putri mengalami perbedaan yang
besar. Hal ini menuntut peran dari masyarakat yang berbeda. Secara singkat
remaja putra memiliki kecenderungan sikap sebagai berikut:
1. Aktif melindungi, memberi menolong dan memperhatikan
2. Suka memberontak, menentang dan mengkritik
3. Mencari kemerdekaan berfikir, bertindak dan berbicara
4. Suka meniru perbuatan atau atribut tokoh yang dipuja
5. Minatnya tertuju pada hal yang abstrak dan intelektual
6. Memuja kepandaian seseorang
7. Perilakunya dilandasi pertimbangan yang rasional
Sedangkan remaja putri memiliki kecenderungan sikap sebagai berikut:
1. Lebih suka dilindungi, diberi, ditolong dan diperhatikan
2. Dorongan menentang di kendalikan perasaan dan terikat
pada norma, yang berlaku
3. Ingin dicintai dan membuat orang lain senang
4. Minatnya tertuju pada hal yang nyata dan emosional
5. Suka memuja orang secara langsung
6. Perilakunya dilandasi oleh perasaan
Perbedaan sikap dasar remaja putra dan
putri ini akan mempengaruhi peran pribadinya dalam masyarakat. Peran remaja
putra dituntut untuk seperti sebagai berikut:
Pada remaja putra
1. Berperan aktif dalam kegiatan sosial
2. Memberi, menolong dan melindungi pada yang membutuhkan
3. Berperilaku yang bersifat gagah
4. Bersikap mandiri dan tidak cengeng
Sedangkan remaja putri dalam masyarakat dituntut seperti sebagai berikut
1. Berperan aktif dalam kegiatan di dalam rumah
2. Berperilaku lembut dan halus dalam bertutur kata
3. Bersikap feminim
4. Berperan dalam kegiatan yang menuntut keindahan dan
perasaan
Perbedaan tuntutan peran antara remaja putra dan putri dalam masyarakat ini
akan mempengaruhi peran pribadi remaja putra atau putri dalam kelompok
sebayanya, yang akan membentukkan pola hubungan yang baik antara remaja sesama
jenis atau berlainan jenis.
3.3. Pengaruh Teman Sebaya terhadap Pembelajaran
Pengertian Temsn Sebaya
Anak-anak memerlukan interaksi yang positif dengan teman-teman sebaya
mereka. Teman sebaya adalah anak-anak yang tingkat usia dan kematangannya
kurang lebih sama. Kelompok teman sebaya akan terbentuk dengan sendirinya pada
anak-anak yang tinggal berdekatan rumah atau pergi ke sekolah bersama-sama.
Jenis-jenis kelompok sebaya
Ditinjau dari sifat organisasinya kelompok sebaya dapat dibedakan menjadi:
a. Kelompok sebaya yang bersifat informal
Kelompok sebaya ini dibentuk, diatur, dan dipimpin oleh
anak itu sendiri misalnya, kelompok permainan, gang, dan lain-lain. Di dalam
kelompok ini tidak ada bimbingan dan partisipasi orang dewasa.
b. Kelompok sebaya yang bersifat formal
Di dalam kelompok ini ada bimbingan, partisipasi atau
pengarahan orang dewasa. Kelompok sebaya ini dapat menjadi wahana proses
sosialisasi nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat. Misalnya, kepramukaan,
klub, perkumpulan pemuda.
Adapun peran teman sebaya dalam proses belajar
a. Hubungan pertemanan menjadi sebuah medan pembelajaran dan
pelatihan berbagai keterampilan sosial seperti negoisasi, persuasi, kerjasama,
kompromi, kendali emosional, dan penyelesaian konflik.
b. Teman sebaya memberikan dukungan sosial, moral, dan
emosional. Teman sebaya dapat dijadikan sumber rasa nyaman dan aman karena
teman sebaya bisa menjadi sebuah kelompok tempat mereka dapat belajar bersama,
aman dari anak-anak berandalan; bahkan pada saat memasuki masa pubertas, teman
sebaya sering kali menjadi andalan, mengalahkan orang tua sendiri, terutama
ketika mengalami masa krisis atau kebingungan
c. Teman sebaya berperan terhadap perkembangan pribadi dan
sosial, yaitu dengan menjadi agen sosialisasi yang membantu membentuk perilaku
dan keyakinan mereka. Dalam hal ini teman sebaya menentukan pilihan tentang
cara menghabiskan waktu senggang, misalnya dengan belajar bersama.
d. Dengan teman sebaya, anak mengembangkan keterampilan yang
diperlukan untuk bersosialisasi dan menjalin keakraban, anak mampu meningkatkan
hubungan dengan teman, anak mendapatkan rasa kebersamaan. Selain itu, anak
termotivasi untuk mencapai prestasi dan mendapatkan rasa identitas. Anak juga
mempelajari keterampilan kepemimpinan dan keterampilan berkomunikasi, bekerja
sama, bermain peran, dan membuat atau menaati aturan.
e. Teman sebaya menjadi model atau contoh tentang cara
berperilaku terhadap teman-teman sebaya. Kelompok teman sebaya menyediakan
sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga. Anak-anak
menerima umpan balik tentang kemampuan-kemampuan mereka dari kelompok teman
sebaya dan belajar tentang dunia di luar keluarga mereka.
3.4. Memilih Kelompok Karir Sesuai dengan Peran sebagai
Pria dan Wanita
Pria dan wanita mempunyai
kedudukan yang sama dalam bekerja dan mengembangkan karir. Telah disebutkan
bahwa teman sebaya adalah kelompok sosial yang berpengaruh bagi remaja,
termasuk dalam pandangan, pilihan bahkan upaya pengembangan karir seseorang.
Tujuan akhir dari proses
pembelajaran adalah untuk mencapai karir atau bekerja. Setiap orang mendambakan
pekerjaan yang baik, nyaman, sesuai dengan keinginannya, dapat menjamin
kehidupan diri dan keluarganya serta dapat dinikmati dalam waktu lama, bahkan
mungkin selamanya. Tetapi sedikit orang yang mampu mewujudkan cita-cita
tersebut, karena tidak mempersiapkannya
sejak dini. Banyak orang yang tidak mengetahui tujuan dia belajar atau sekolah.
Banyak orang yang tidak memiliki persiapan akan jadi apa dia kelak. Hidup hanya
dijalani, tanpa program. Sehingga pada akhirnya banyak orang kecewa karena
tidak mendapat pekerjaan yang layak baginya atau hanya sekedar bekerja,
menghasilkan uang, tanpa kenyamanan dan kesejahteraan.
Bimbingan karir mengajak
para siswa belajar mempersiapkan diri menghadapi dunia karir, menyongsong masa depan
yang gemilang, mendapat kehidupan yang layak, sejahtera dan bahagia. Untuk itu,
diperlukan banyak informasi tentang dunia kerja atau dunia karir, agar para
siswa memiliki wawasan luas dan banyak pilihan alternatif karir atau pekerjaan
yang dapat dijalani. Untuk mendapatkan informasi karir sebanyak-banyaknya,
diperlukan sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Sumber informasi
dapat berupa media ceta, elektronik, orang-orang yang sudah bekerja, tokoh
masyarakat, teman yang memiliki pengetahuan atau pengalaman di bidang karir,
dan sebagainya. Salah satu sumber informasi yang dapat kita manfaatkan untuk
manfaatkan adalah kehadiran teman di
sekitar kita.
Teman adalah sumber
informasi yang tak ternilai harganya. Dari teman, kita bisa mendapatkan banyak
informasi tentang berbagai hal termasuk masalah karir. Semakin banyak teman,
akan semakin banyak pula informasi yang dapat kita manfaatkan untuk
mempersiapkan karir. Bahkan sampai dewasapun kita bisa mengajak teman untuk
bekerjasama dalam dunia karir.
Menggali informasi tentang pengembangan persiapan karir dapat dilakukan
bersama teman melalui:
1. Diskusi kelompok, atau sekedar ngobrol masalah karir yang
diketahui.
2. Mengembangkan karir masing-masing orang tua siswa, atau
karir saudara
3. Menceritakan perkembangan karir yang diketahui oleh
masing-masing siswa
4. Membagi tugas untuk mencari informasi karir melalui media
cetak
5. Membagi tugas untuk mencari informasi karir melalui media
elektronik
6. Membagi tugas untuk mencari informasi karir melalui
kunjungan kerja/belajar ke perusahaan-perusahaan atau instansi terdekat
7. Membagi tugas untuk mencari informasi karir melalui
wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat
Dikatakan antara pria dan wanita tidak ada perbedaan
dalam berkarir, contoh pria berkarir sebagai perancang busana, wanita menjadi
tentara, pria menjadi koki profesional, wanita menjadi teknisi mobil dan
sebagainya, yang terpenting tau yang dibutuhkan dalam sebuah pekerjaan adalah
kemampuan, keterampilan, kreativitas, wawasan dan pengalaman dalam karier.
Karena itu kesempatan bagi
pria atau wanita untuk mengembangkan karir tetap sama. Yang menjadikan mereka
bisa berhasil atau sukses adalah:
a. Mampu memanfaatkan kesempatan/peluang dalam karir
b. Lincah dan terus belajar agar lebih profesional
c. Mampu menjadikan hambatan sebagai peluang
d. Mampu dan tidak mudah putus asa
e. Disiplin dalam menjalankan tugas serta aktif dan kreatif
untuk mengikuti ( menyelesaikan ) tantangannya.
Yang terpenting di dalam pemilihan karir harus dilihat dulu apakah nantinya
pekerjaan itu akan melawan kodrat kita sebagai seorang pria atau seorang
wanita. Jika tidak ada masalah maka karir yang kita pilih akan berkembang
sesuai dengan rencana kita.
Smoga bermanfaat y kak,,,
BalasHapushatur nuhun
BalasHapus