Jumat, 19 Juni 2015

Menuju Pergaulan Yang Baik

Pergaulan yang baik adalah pergaulan yang berhubungan atau berkaitan dengan hal-hal positif. Bagaimana bisa menjadi teman yang baik, ciri-cirinya :

1. Berakhlak Mulia
2. Senantiasa memiliki prasangka baik
3. Pemaaf
4. Tidak membicarakan aib teman atau saudaranya
5. Jauh dari rasa iri dan dengki
6. Memiliki sifat malu
7. Berusaha menepati janji
8. Sopan dalam bertutur kata
9. Selalu senyum dan mengucap salam ketika bertemu
10. Selalu mengingat pada kebaikan
11. Tidak mengajak berbuat kejelekkan
12. Mengunjungi teman yang sedang terkena musibah
13. Membantu teman yang kesusahan
14. Memberi nasehat baik
15. Lebih mementingkan kepentingan yang lain daripada kepentingan sendiri
16. Mencintai persahabatan sebagaimana mencintai diri sendiri



Persahabatan itu indah, disaat kita mengalami musibah, teman datang menghibur hati kita, disaat kita senang, teman hadir melengkapi kebahagiaan.

Bentuk-bentuk pergaulan yang baik, yaitu:
1. Kelompok bermain teman sebaya
2. Kelompok belajar
3. Kegiatan keagamaan
4. Kegiatan karang taruna
5. Kegiatan sosial kemasyarakatan

Berikut ini pergaulan yang berbentuk positif:


                                                             Kegiatan Karang Taruna
                                                              Kegiatan OSIS Sekolah
                                                           Kegiatan Belajar Kelompok
                                                            Kegiatan Kerja Bakti
                                                              Kegiatan Pramuka
                                                              Kegiatan Mengaji Bersama
                                               Kegiatan Mengikuti Karya Ilmiah Remaja


Pergaulan yang berbentuk negatif:
                                                                             Tawuran
                                                                         Tawuran
                                                     Balapan Liar/Kebut-kebutan dijalan
                                                                   Miras dan narkoba

Pergaulan yang baik selalu melahirkan orang-orang baik, pergaulan yang hebat selalu melahirkan orang-orang hebat. dan orang-orang baik dan hebat selalu menciptakan lingkungan baik yang hebat .
Jadi, bertemanlah dengan mereka yang memberikan pengaruh yang positif untuk diri sendiri. Jangan berteman dengan mereka yang membawa pengaruh yang negatif.








Kamis, 16 April 2015

RPL BIMBINGAN KONSELING DAN MATERI


RPL BIMBINGAN DAN KONSELING
Kurikulum 2013
SMP NEGERI 1 DRIYOREJO

I.              IDENTITAS
A.       Satuan Pendidikan                            : SMPN 1 Driyorejo
B.       Tahun Ajaran                                   : 2014-2015, Semester I
C.       Sasaran Pelayanan                           : Semua Kelas VIII
D.       Pelaksana                                        : Eni Rusdiana
E.        Pihak Terkait                                   : Siswa dan Orang Tua

II.           WAKTU DAN TEMPAT
A.       Tanggal                                            : September 2014
B.       Jam Pelajaran/Pelayanan                  : Sesuai Jadwal
C.       Volume Waktu                                 : 1 Jp (40 Menit)
D.       Spesifikasi Tempat Belajar               : VIII (C,D,E.F,G,H)

III.        MATERI PEMBELAJARAN
A.       Tema/ Subtema                                : 1. Tema          : Mencapai Pola Hubungan yang
                                                                                  Baik dengan Teman Sebaya
                                                                                  Dalam perannya sebagai Pria
                                                                                  Dan Wanita
 2. Subtema     : Pergaulan yang Baik
B.    Sumber Materi                                : 1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
                                                                 2. Pengalaman Pribadi
                                                                 3. Kondisi lingkungan siswa dan keluarga

IV.         TUJUAN DAN ARAH PENGEMBANGAN
A.       Pengembangan KES
1.    Agar siswa memahami tentang pergaulan yang baik
2.    Memahami dan mengenal suasana belajar/pembelajaran di SMP/SLTP dan mengikutinya sebagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari dengan sebaik-baiknya untuk dapat menerapkan secara optimal
3.    Dapat menyampaikan kepada orang tua tentang pergaulan yang baik



B.       Penanganan KES-T
     Untuk menghindari/menghilangkan dan mencegah kebiasaan yang tidak baik untuk meningkatkan pergaulan yang baik

I.              METODE DAN TEKNIK
A.       Jenis Layanan                       : Layanan Informasi
B.       Kegiatan Pendukung            : Lembar Kerja Siswa (LKS)

II.           SARANA
A.       Media                                  : Jadwal pelajaran siswa SMP kelas VIII semester I
B.       Perlengkapan                       : Buku LKS

III.        SASARAN PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Diperolehnya hal-hal baru oleh siswa terkait KES (Kehidupan Efektif Sehari-hari) dengan unsur-unsur AKURS (Acuan, Kompetensi, Usaha, Rasa, Sungguh-Sungguh).
A.       KES
1.        Acuan (A)                           : Adanya keinginan untuk melakukan pergaulan yang
                                              baik
2.        Kompetensi (K)                  : Apa yang perlu dilakukan siswa agar mampu
                                              Memahami pergaulan yang baik untuk dirinya
                                              Sendiri dan lingkungan sekitarnya.
3.        Usaha (U)                           : Kegiatan siswa untuk memanfaatkan dan
                                              Menyampaikan kepada orang tua tentang sikap dan
                                              Pergaulan yang baik
4.        Rasa (R)                              : Bagaiamana siswa merasa setelah mengetahui dan
                                              Memahami tentang adanya perubahan dalam
                                              Pergaulan yang baik serta perlunya
                                              menyampaikan hal itu kepada orang tua
5.        Sungguh-Sungguh (S)         : Kesungguhan siswa untuk menyampaikan kepada
                                         orang tua tentang adanya pergaulan yang baik

B.       KES-T
      Menghindarkan dan mencegah ketidak tahuan siswa menyampaikan kepada orang tua tentang adanya pemahaman pergaulan yang baik yang mempengaruhi kehidupan individu.

C.       Ridho Tuhan,Bersyukur, Ikhlas, dan Tabah
      Memohon ridho Tuhan Yang Maha Esa untuk suksesnya para siswa dalam mengenal tentang pergaulan yang baik





IV.         LANGKAH KEGIATAN
A.       LANGKAH PENGANTARAN
1.    Mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa
2.    Mengecek kehadiran siswa, dan mengajak mereka untuk berempati kepada yang tidak hadir
3.    Mengajak siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan perhatian, semangat dan penampilan dengan melakukan kegiatan berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggungjawab (BMB3) berkenaan dengan materi pembelajaran yang akan di bahas.
4.    Menyampaikan arah materi pokok pembelajaran, yaitu dengan judul mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dn wanita.
5.    Menyampaikan tujuan pembahasan yaitu dipahaminya oleh siswa tentang adanya mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita. Apa itu pergaulan yang baik?

B.       LANGKAH PENJAJAKAN
1.    Menanyakan kepada siswa siapa yang sudah tahu tentang pergaulan yang baik.
2.    Meminta respon siswa tentang pergaulan yang baik, Bagaimana cara meningkatkan pergaulan yang baik ?
3.    Meminta siswa mengemukakan pengaruh tentang pergaulan yang baik.
4.    Memberikan ulasan umum dan penegasan-penegasan berkenaan dengan masukan /respon/pengalaman siswa untuk no.1,2,dan 3 diatas.

C.       LANGKAH PENAFSIRAN
1.    Pembahasan tentang makna pergaulan yang baik.
2.    Siswa di beri kesempatan untuk merespon dan menanyakan pengaruh pergaulan yang baik
3.    Apakah manfaat pergaulan yang baik

D.       LANGKAH PEMBINAAN
1.    Apa, bagaimana dan kapan siswa meningkatkan pergaulan yang baik.
2.    Siswa di minta untuk melihat dan merasa apakah kondisi pribadi setiap orang tidak pernah lepas dari pergaulan yang baik.
3.    Pergaulan yang baik mempengaruhi kehidupan individu dapat merubah siswa menjadi pribadi yang lebih baik.
4.    Dengan pergaulan yang baik dapat melakukan hal-hal yang positif untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.
5.    Apa yang perlu di sampaikan siswa kepada orang tua bahwa pergaulan yang baik serta melaksankan kegiatan secara tanggungjawab dan disiplin.


E.        LANGKAH PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1.    Penilaian Hasil
Di akhir proses pembelajaran siswa diminta untuk merefleksikan (secara lisan dan atau tertulis) apa yang mereka peroleh dengan pola BMB3 dalam unsur – unsur AKURS:

a.    Berfikir :  Apa yang mereka pikirkan tentang adanya dan kegunaan pergaulan yang baik (unsur A).
b.    Merasa : Apa yang mereka rasakan jika melakukan pergaulan yang baik (unsur R).
c.    Bersikap : Bagaimana mereka bersikap dan akan melakukan apa yang telah siswa dapatkan selama siswa mampu mengendalikan pergaulan yang baik (unsur K dan U).
d.    Bertindak : Bagaimana siswa dapat merubah diri dan mengendalikan diri sesuai dengan kondisi pergaulan yang baik (unsur K dan U).
e.    Bertanggung jawab : Bagaimana mereka bersungguh – sungguh untuk melakukan pergaulan yang baik ( unsur S ).

2.    Penilaian Proses
Melalui pengamatan di lakukan penilaian proses pembelajaran tentang pergaulan yang baik serta memperoleh gambaran aktifitas siswa dan efektifitas  pembelajaran dalam meningkatkan pergaulan yang baik.

3.    LAPELPROG dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran atau pelayanan selesai disusun Laporan pelaksanaan program Layanan (LAPELPROG) yang memuat data penilaian hasil dan proses, dengan disertai arah tindak lanjutnya.




                                                                                                           Driyorejo, Oktober 2014
                                                                                                                     Mahasiswa




                                                                                                                   Eni Rusdiana
                                                                                                                 NIM 115000077




“Mencapai Hubungan Yang Baik Dengan Teman Sebaya Dalam Peranannya Sebagai Pria Dan Wanita:

3. Memantapkan Pola Hubungan dan Peran Sebagai Pria dan Wanita
3.1. Menjalankan Peran Pribadi dalam Kelompok Sebaya
            Bagi sebagian besar remaja, popularitas berarti memiliki banyak teman, dan setiap remaja ingin mendapat popularitas. Remaja biasanya berfikir, “Apa yang dapat saya lakukan untuk membuat semua anak di sekolah saya menyukai saya? Bagaimana caranya agar saya bisa populer di kalangan laki-laki dan perempuan? Apa yang salah pada diri saya? Pasti ada sesuatu yang salah seharusnya saya bisa lebih populer.” Kita semua merasa ingin dipilih, diperhatikan, dilihat dan dihargai. Dalam dinamika kelompok, anak yang paling banyak dipilih biasanya bertambah sering dipilih. Pada beberapa kasus, terkadang remaja berusaha keras untuk dipilih atau menjadi populer. Orang juga berusaha untuk menjaga anaknya agar terhindar dari penolakan dan meningkatkan usaha agar anak bisa menjadi populer.
            Remaja memiliki nilai tersendiri dalam menerima atau menolak seseorang untuk masuk menjadi anggota kelompok. Nilai tersebut biasanya berbeda karena dibuat oleh kelompok sebaya sendiri. Namun, ada sifat atau pola perilaku yang disenangi remaja tapi ada juga yang membuat remaja dijauhkan dari teman sebayanya. Remaja cenderung memilih teman yang memiliki kesamaan minat dan nilai-nilai, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman, yang kepadanya ia dapat mempercayakan masalah-masalah, dan yang dapat membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orangtua atau guru.

Strategi yang tepat mencari dan disenangi teman
            John W. Santrock dalam buku psikologi perkembangan menyebutkan beberapa strategi yang dianggap tepat untuk mencari dan disenangi teman, adalah sebagai berikut:
1.      Menciptakan interaksi
Mempelajari teman untuk membangun interaksi, menentukan orang yang baik untuk dijadikan teman, selanjutnya memulai perkenalan langsung yang diawali dengan perkenalan diri.
2.      Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian..
Kesan pertama adalah hal yang paling penting dalam berinteraksi, yang meliputi penampilan yang menarik, sikap yang sopan, tenang dan gembira.
3.      Tingkah laku proporsional
Yaitu tingkah laku yang dianggap baik oleh sebagian besar orang seperti jujur, dapat dipercaya, menjaga janji, murah hati, mau berbagi, menolong, dan bekerja sama.
4.      Menghargai diri sendiri dan orang lain
Yaitu orang yang memiliki sikap dan kepribadian yang positif dengan menjadi diri sendiri seperti mau menghargai orang lain, mendengarkan orang lain, terbuka pada orang lain, ramah, lucu, menjaga reputasi diri, bersih rapi lebih disukai oleh orang lain.
5.      Menyediakan dukungan sosial
Aktifitas yang menunjukkan kepedulian seperti memberi pertolongan, nasehat, pujian, motivasi, melakukan kegiatan bersama seperti belajar, bermain, dll.

3.2. Perkembangan Sosial pada Teman Sebaya Remaja
            Teman sebaya ialah anak-anak atau remaja yang memiliki usia tingkat kematangan yang kurang lebih sama yang saling berinteraksi dengan kawan-kawan sebaya yang berusia sama dan memiliki peran yang unik dalam budaya atau kebiasaannya.
            Sifat yang khas pada kelompok anak sebelum masa remaja adalah bahwa kelompok tadi terdiri dari jenis kelompok yang sama. Persamaan kelamin yang sama ini dapat membantu timbulnya identitas jenis kelamin dan juga berhubungan dengan perasaan identifikasi untuk mempersiapkan pengalaman identitasnya. Sedangkan pada masa remaja ini, anak sudah mulai berani untuk melakukan kegiatan dengan lawan jenisnya dalam berbagai kegiatan.
            Seorang remaja cenderung memiliki keanggotaan yang lebih luas. Dengan kata lain, tetangga atau teman-temannya seringkali menjadi anggota kelompoknya. Biasanya kelompoknya lebih hiterogen daripada berkelompok dengan teman sebayanya. Misalnya, kelompok teman sebaya pada masa remaja cenderung memiliki suatu campuran individu-individu dari berbagai kelompok. Interaksi yang semakin intens menyebabkan kelompok bertambah kohesif. Dalam kelompok dengan kohesif yang kuat maka akan berkembanglah iklim dan norma-norma tertentu. Namun, hal ini berbahaya bagi pembentukan identitas dirinya. Karena pada masa ini, dia lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok daripada pola pribadinya. Tetapi terkadang adanya paksaan dari norma kelompok membuatnya sulit untuk membentuk keyakinan diri.
Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
            Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa, pada jenjang ini kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas.
            Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya, remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa,  dan kelompok orangtua.
            Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan, sesama remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih pasangan hidup. Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertutup sehubungan dengan masalah yang dialaminya.

Peran Pribadi sebagai Pria atau Wanita dalam Kelompok Sebaya
            Sejak dilahirkan anak akan selalu berkembang menuju perkembangan jenisnya. Sejak dimulai masa pubertas perkembangan peran antara remaja putra dan putri mengalami perbedaan yang besar. Hal ini menuntut peran dari masyarakat yang berbeda. Secara singkat remaja putra memiliki kecenderungan sikap sebagai berikut:
1.      Aktif melindungi, memberi menolong dan memperhatikan
2.      Suka memberontak, menentang dan mengkritik
3.      Mencari kemerdekaan berfikir, bertindak dan berbicara
4.      Suka meniru perbuatan atau atribut tokoh yang dipuja
5.      Minatnya tertuju pada hal yang abstrak dan intelektual
6.      Memuja kepandaian seseorang
7.      Perilakunya dilandasi pertimbangan yang rasional
Sedangkan remaja putri memiliki kecenderungan sikap sebagai berikut:
1.      Lebih suka dilindungi, diberi, ditolong dan diperhatikan
2.      Dorongan menentang di kendalikan perasaan dan terikat pada norma, yang berlaku
3.      Ingin dicintai dan membuat orang lain senang
4.      Minatnya tertuju pada hal yang nyata dan emosional
5.      Suka memuja orang secara langsung
6.      Perilakunya dilandasi oleh perasaan
       Perbedaan sikap dasar remaja putra dan putri ini akan mempengaruhi peran pribadinya dalam masyarakat. Peran remaja putra dituntut untuk seperti sebagai berikut:
Pada remaja putra
1.      Berperan aktif dalam kegiatan sosial
2.      Memberi, menolong dan melindungi pada yang membutuhkan
3.      Berperilaku yang bersifat gagah
4.      Bersikap mandiri dan tidak cengeng
Sedangkan remaja putri dalam masyarakat dituntut seperti sebagai berikut
1.      Berperan aktif dalam kegiatan di dalam rumah
2.      Berperilaku lembut dan halus dalam bertutur kata
3.      Bersikap feminim
4.      Berperan dalam kegiatan yang menuntut keindahan dan perasaan
Perbedaan tuntutan peran antara remaja putra dan putri dalam masyarakat ini akan mempengaruhi peran pribadi remaja putra atau putri dalam kelompok sebayanya, yang akan membentukkan pola hubungan yang baik antara remaja sesama jenis atau berlainan jenis.
3.3. Pengaruh Teman Sebaya terhadap Pembelajaran
Pengertian Temsn Sebaya
Anak-anak memerlukan interaksi yang positif dengan teman-teman sebaya mereka. Teman sebaya adalah anak-anak yang tingkat usia dan kematangannya kurang lebih sama. Kelompok teman sebaya akan terbentuk dengan sendirinya pada anak-anak yang tinggal berdekatan rumah atau pergi ke sekolah bersama-sama.

Jenis-jenis kelompok sebaya
Ditinjau dari sifat organisasinya kelompok sebaya dapat dibedakan menjadi:
a.       Kelompok sebaya yang bersifat informal
Kelompok sebaya ini dibentuk, diatur, dan dipimpin oleh anak itu sendiri misalnya, kelompok permainan, gang, dan lain-lain. Di dalam kelompok ini tidak ada bimbingan dan partisipasi orang dewasa.
b.      Kelompok sebaya yang bersifat formal
Di dalam kelompok ini ada bimbingan, partisipasi atau pengarahan orang dewasa. Kelompok sebaya ini dapat menjadi wahana proses sosialisasi nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat. Misalnya, kepramukaan, klub, perkumpulan pemuda.
Adapun peran teman sebaya dalam proses belajar
a.       Hubungan pertemanan menjadi sebuah medan pembelajaran dan pelatihan berbagai keterampilan sosial seperti negoisasi, persuasi, kerjasama, kompromi, kendali emosional, dan penyelesaian konflik.
b.      Teman sebaya memberikan dukungan sosial, moral, dan emosional. Teman sebaya dapat dijadikan sumber rasa nyaman dan aman karena teman sebaya bisa menjadi sebuah kelompok tempat mereka dapat belajar bersama, aman dari anak-anak berandalan; bahkan pada saat memasuki masa pubertas, teman sebaya sering kali menjadi andalan, mengalahkan orang tua sendiri, terutama ketika mengalami masa krisis atau kebingungan
c.       Teman sebaya berperan terhadap perkembangan pribadi dan sosial, yaitu dengan menjadi agen sosialisasi yang membantu membentuk perilaku dan keyakinan mereka. Dalam hal ini teman sebaya menentukan pilihan tentang cara menghabiskan waktu senggang, misalnya dengan belajar bersama.
d.      Dengan teman sebaya, anak mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk bersosialisasi dan menjalin keakraban, anak mampu meningkatkan hubungan dengan teman, anak mendapatkan rasa kebersamaan. Selain itu, anak termotivasi untuk mencapai prestasi dan mendapatkan rasa identitas. Anak juga mempelajari keterampilan kepemimpinan dan keterampilan berkomunikasi, bekerja sama, bermain peran, dan membuat atau menaati aturan.
e.       Teman sebaya menjadi model atau contoh tentang cara berperilaku terhadap teman-teman sebaya. Kelompok teman sebaya menyediakan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga. Anak-anak menerima umpan balik tentang kemampuan-kemampuan mereka dari kelompok teman sebaya dan belajar tentang dunia di luar keluarga mereka.

3.4. Memilih Kelompok Karir Sesuai dengan Peran sebagai Pria dan Wanita
            Pria dan wanita mempunyai kedudukan yang sama dalam bekerja dan mengembangkan karir. Telah disebutkan bahwa teman sebaya adalah kelompok sosial yang berpengaruh bagi remaja, termasuk dalam pandangan, pilihan bahkan upaya pengembangan karir seseorang.
            Tujuan akhir dari proses pembelajaran adalah untuk mencapai karir atau bekerja. Setiap orang mendambakan pekerjaan yang baik, nyaman, sesuai dengan keinginannya, dapat menjamin kehidupan diri dan keluarganya serta dapat dinikmati dalam waktu lama, bahkan mungkin selamanya. Tetapi sedikit orang yang mampu mewujudkan cita-cita tersebut, karena tidak  mempersiapkannya sejak dini. Banyak orang yang tidak mengetahui tujuan dia belajar atau sekolah. Banyak orang yang tidak memiliki persiapan akan jadi apa dia kelak. Hidup hanya dijalani, tanpa program. Sehingga pada akhirnya banyak orang kecewa karena tidak mendapat pekerjaan yang layak baginya atau hanya sekedar bekerja, menghasilkan uang, tanpa kenyamanan dan kesejahteraan.
            Bimbingan karir mengajak para siswa belajar mempersiapkan diri menghadapi dunia karir, menyongsong masa depan yang gemilang, mendapat kehidupan yang layak, sejahtera dan bahagia. Untuk itu, diperlukan banyak informasi tentang dunia kerja atau dunia karir, agar para siswa memiliki wawasan luas dan banyak pilihan alternatif karir atau pekerjaan yang dapat dijalani. Untuk mendapatkan informasi karir sebanyak-banyaknya, diperlukan sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Sumber informasi dapat berupa media ceta, elektronik, orang-orang yang sudah bekerja, tokoh masyarakat, teman yang memiliki pengetahuan atau pengalaman di bidang karir, dan sebagainya. Salah satu sumber informasi yang dapat kita manfaatkan untuk manfaatkan  adalah kehadiran teman di sekitar kita.
            Teman adalah sumber informasi yang tak ternilai harganya. Dari teman, kita bisa mendapatkan banyak informasi tentang berbagai hal termasuk masalah karir. Semakin banyak teman, akan semakin banyak pula informasi yang dapat kita manfaatkan untuk mempersiapkan karir. Bahkan sampai dewasapun kita bisa mengajak teman untuk bekerjasama dalam dunia karir.
Menggali informasi tentang pengembangan persiapan karir dapat dilakukan bersama teman melalui:
1.      Diskusi kelompok, atau sekedar ngobrol masalah karir yang diketahui.
2.      Mengembangkan karir masing-masing orang tua siswa, atau karir saudara
3.      Menceritakan perkembangan karir yang diketahui oleh masing-masing siswa
4.      Membagi tugas untuk mencari informasi karir melalui media cetak
5.      Membagi tugas untuk mencari informasi karir melalui media elektronik
6.      Membagi tugas untuk mencari informasi karir melalui kunjungan kerja/belajar ke perusahaan-perusahaan atau instansi terdekat
7.      Membagi tugas untuk mencari informasi karir melalui wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat
Dikatakan antara pria dan wanita tidak ada perbedaan dalam berkarir, contoh pria berkarir sebagai perancang busana, wanita menjadi tentara, pria menjadi koki profesional, wanita menjadi teknisi mobil dan sebagainya, yang terpenting tau yang dibutuhkan dalam sebuah pekerjaan adalah kemampuan, keterampilan, kreativitas, wawasan dan pengalaman dalam karier.
            Karena itu kesempatan bagi pria atau wanita untuk mengembangkan karir tetap sama. Yang menjadikan mereka bisa berhasil atau sukses adalah:
a.       Mampu memanfaatkan kesempatan/peluang dalam karir
b.      Lincah dan terus belajar agar lebih profesional
c.       Mampu menjadikan hambatan sebagai peluang
d.      Mampu dan tidak mudah putus asa
e.       Disiplin dalam menjalankan tugas serta aktif dan kreatif untuk mengikuti ( menyelesaikan ) tantangannya.
Yang terpenting di dalam pemilihan karir harus dilihat dulu apakah nantinya pekerjaan itu akan melawan kodrat kita sebagai seorang pria atau seorang wanita. Jika tidak ada masalah maka karir yang kita pilih akan berkembang sesuai dengan rencana kita.